Logo Reklamasi Pantura

“Jakarta Jaya” Konsep Reklamasi Terbaik WAFX Prize 2017

“Jakarta Jaya” Konsep Reklamasi Terbaik WAFX Prize 2017

 

JAKARTA Sebuah rancangan induk atau masterplan kota cerdas bertajuk “Jakarta Jaya: The Green Manhattan” memenangi ajang WAFX Prize 2017.

Masterplan yang dirancang tim arsitek SHAU yang berbasis di Indonesia, Jerman, dan Belanda tersebut, menawarkan konsep kota hijau terintegrasi.

WAFX Prize merupakan penghargaan atas karya arsitektur dunia proyek masa depan berbasis tantangan yang dihadapi sebuah wilayah dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan.

Proposal yang diajukan SHAU, terpilih sebagai pemenang menyingkirkan ratusan proposal lain dari 68 negara.

Baca juga:

Konsep Kota Baru ‘Jakarta Jaya’ di Proyek Pulau Reklamasi Teluk Jakarta

Sejarah

Indonesia saat ini berada pada titik balik dalam sejarah. Pada tahun 2030 mendatang, negara ini diproyeksikan menjadi salah satu dari lima negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia berdasarkan analisa PricewaterhouseCoopers 2017.

Pertumbuhan jumlah penduduk dan juga kelas menengah, menawarkan kesempatan besar yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Namun, adanya perubahan iklim secara global yang terjadi saat ini, berpotensi mengancam proses pertumbuhan tersebut.

Misalnya, penurunan permukaan tanah dan naiknya permukaan air laut yang  bisa menyebabkan banjir di Jakarta.

Sejauh ini, Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan Pemerintah Belanda dalam melaksanakan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang di dalamnya terdapat proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall (GSW).

Untuk mendanai proyek GSW, reklamasi lahan menjadi sebuah bagian integral dalam perencanaan. Jika dirancang dengan seksama, proyek tersebut dapat memberikan ruang baru yang berharga seiring dengan pertumbuhan urbanisasi yang cepat.

Adalah Jesse Kuijper, CEO Borneo Initiative bersama Heinzelmann dan Daliana Suryawinata dari SHAU, yang merancang proposal masterplan tersebut sejak 2012 lalu.

Reklamasi skala besar ini dianggap sebagai satu-satunya kesempatan untuk menjawab persoalan sosial di Teluk Jakarta.

Proposal “Jakarta Jaya” juga telah masuk ke dalam bidbook Perdana Menteri Belanda Mark Rutte yang dipresentasikan pada 2013 lalu di Indonesia.

Mengakomodasi perbedaan

Ide dasar dalam rancangan ini terinspirasi grid Manhattan, sebuah model hidup keberlanjutan dengan area terbatas, dan jarak berkendara yang terbatas (Owen 2009; keragaman nilai dan program diselenggarakan dengan efisiensi yang tinggi (Koolhaas 1978).

Kombinasi grid kota lainnya, seperti Barcelona, Savannah, Ipanema, Shanghai, Shenzhen, Amsterdam, Venesia, Kopenhagen, Wina dan Los Angeles, memungkinkan berbagai pilihan berkaitan dengan dimensi dan kualitas spasial bagi penduduk masa depan untuk tinggal, bekerja, bermain dan memiliki pengalaman.

Dalam masterplan tersebut terdapat beragam fasilitas seperti taman hijau, pusat rekreasi, energi, makanan, pasokan air, hingga sistem transportasi darat dan air.

Selain itu juga fasilitas kesehatan dan edukasi, fasilitas kebudayaan dan keagamaan, perumahan dengan harga terjangkau, serta fasilitas keamanan.

Bila direalisasikan, konsep Jakarta Jaya: The Green Manhattan diperkirakan dapat menampung sedikitnya 1,9 juta penduduk.

“Rencana induk ini diimpikan sebagai sebuah ansambel untuk seluruh proyek ekologi dan sosial dalam satu tata letak grid ganda. Ini adalah kota yang berbasis pejalan kaki,” kata Heinzelmann dan Daliana dalam keterangan tertulis yang diterima KompasProperti, Jumat (3/11/2017).

 

Sumber: Kompas.com

Prev
Next

Leave a facebook comment