Logo Reklamasi Pantura

INILAH YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM REKLAMASI

INILAH YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM REKLAMASI

Akibat dampak negatif yang bisa ditimbulkannya, reklamasi kerap menjadi sasaran kritik berbagai pihak. Maka, sejumlah aspek perlu dipertimbangkan kembali sebelum proyek reklamasi ini berjalan.

Yang pertama adalah aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Aspek ini meliputi:

  • Reklamasi pantai memberi dampak peralihan pada pola kegiatan sosial, budaya dan ekonomi maupun habitat ruang perairan masyarakat sebelum direklamasi. Perubahan yang terjadi harus menyesuaikan terhadap :
  1. Peralihan fungsi kawasan dan pola ruang kawasan
  2. Selanjutnya perubahan di atas berimplikasi pada perubahan ketersediaan jenis lapangan kerja baru dan bentuk keragaman atau diversifikasikan usaha baru yang ditawarkan.
  • Aspek sosial, budaya, wisata dan ekonomi yang diakumulasikan dalam jaringan sosial budaya, pariwisata dan ekonomi kawasan reklamasi pantai memanfaatkan ruang perairan atau pantai.

Kemudian, aspek selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah pergerakan aksesibilitas dan transportasi. Perencanaan pergerakan aksesibilitas dan transportasi kawasan reklamasi pantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

  • Pola pergerakan kendaraan di ruas-ruas jalan harus teritegrasi terhadap kerangka utama (coastal road) yang melintasi pantai atau perairan agar public dapat menikmati panorama dan kenyamanan pantai;
  • Tata ruang kawasan reklamasi pantai harus menyediakan kanal-kanal dan atau ruang perairan lain untuk aksebilitas dan integrasi antara pusat kawasan dan sub sub wilayah kota;
  • Harus mudah diakses dan terintergrasi dengan system kota dari prasarana dan sarana diperairan, darat dan udara;
  • Pola pergerakan dan transportasi darat dan perairan harus memiliki variasi integrasi dan variasi transportasi berdasarkan konsep “ride and park system” dibeberapa tematik kawasan;
  • Perencanaan manajemen system transportasi dan kelengkapan sarana penunjang transportasi.

Aspek terakhir yang perlu diperhatikan adalah kemudahan dan ruang public. Aspek ini mencakup :

  • Tata telak bangunan yang firugatif dan garis ketinggian bangunan yang berhirarki untuk menjaga kemudahan public dalam menikmati panorama ruang pantai.
  • Keberadaan ruang public yang dapat diakses, dimanfaatkan dan dinikmati secara mudah serta bebas oleh public tanpa batasan ruang, waktu dan biaya.
  • Potensi elemen-elemen pantai untuk direpresentasikan kembali melalui kreativitas proses penggalian, perancangan dan pengemasan potensi alam/laut/pantai/perairan yang signifikan agar tercipta kemudahan dan kenyaman public.
  • Potensi alam dan pantai yang perlu dikembangkan sekaligus dikonservasi, misalnya pasir, hutan flora dan fauna, air, bakau, tebing/bibir pantai, kontur, peneduh, langit dan pemandangan/panorama.
  • Perwujudan kenyamanan pada elemen pantai dalam bentuk antara lain :
  1. Keheningan suasana
  2. Keindahan panorama pantai
  3. Kealamiahan desa
  4. Kejernihan riak dan gelombang air pantai
  5. Kehijauan bukit dan lembah
  6. Kerimbunan hutan pantai
  7. Kebersihan pasir
  8. Kebiruan langit
  9. Keteduhan disekitar pantai

Ketiga aspek diatas sangat perlu diperhatikan, karena dapat berpengaruh terhadap dampak yang ditimbulkan dari sebuah proyek reklamasi. Ambil contoh proyek yang akan dibangun di utara Jakarta. Gubernur DKI Jakarta yang juga presiden terpilih Joko Widodo menegaskan, semua dampak proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) di utara Jakarta harus dipelajari. Hal ini perlu dilakukan agar proyek tersebut dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat luas. Persoalan lingkungan dan sosial terkait dengan proyek, menurut jokowi, masih terus dihitung dan dianalisis lebih jauh.

“Bukan hanya persoalan ekosistem laut, dampak sosial masyarakat yang tinggal disekitar lokasi proyek juga harus diliat,” kata Jokowi, Rabu (8/10/2014) di Jakarta, sehari sebelum peresmian pembangunan tanggul laut tipe A.

Jokowi memastikan proyek ini tetap akan dilanjutkan. Walau masih memerlukan kajian lebih lanjut. Jakarta membutuhkan tanggul raksasa sebagai pengendali banjir dan difungsikan sebagai cadangan air bersih. Minimnya ketersediaan air menyebabkan daya dukung lingkungan Jakarta sangat rawan.

Pertengahan oktober 2014, pemerintah memulai pembangunan tanggul tipe A sebagai bagian tanggul laut raksasa. Tanggul tipe A ini membentang sepanjang 32 kilometer dipantai Jakarta. Adapun proyek tanggul laut raksasa ini disebut juga dengan proyek pembangunan pesisir terpadu ibu kota Negara (national capital integrated coastal development). Pada tanggul tipe B, menurut rencana, pemerintah mereklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta.

Prev
Next

Leave a facebook comment