Logo Reklamasi Pantura

Reklamasi Teluk Jakarta Justru Perbaiki Ekosistem

Waktuku.com – Proyek Reklamasi Teluk Jakarta, jika reklamasi teluk jakarta diteruskan justru akan memperbaiki ekosistem wilayah tersebut yang kini sudah rusak, kata seorang pakar.

“Yang diperlukan sekarang tinggal edukasi kepada pihak yang masih belum memahami,” kata Pakar Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air Fakultas Teknik sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Hernawan Mahfudz saat dihubungi di Jakarta, Rabu, seperti dikutip dari antaranews.com.

Ia menjelaskan reklamasi menjadi salah satu opsi paling masuk akal untuk mengembangkan wilayah Jakarta sebagai salah satu kawasan vital di Jakarta dan Indonesia. “Konsep reklamasi di Jakarta harus bersamaan dengan revitalisasi. Jadi, khusus untuk Teluk Jakarta tidak bisa dipisahkan antara reklamasi dan revitalisasi, ” katanya.

Pada saat yang sama, ia mengatakan Reklamasi Teluk Jakarta, juga menjadi sebuah pilihan untuk mengembalikan kondisi lingkungan (restorasi) Teluk Jakarta di tengah keterbatasan dana pemerintah.

“Dulu konsep reklamasinya dimulai dari garis pantai. Namun, dengan beberapa masukan dari sejumlah kajian disimpulkan bahwa yang terbaik adalah dengan jarak tertentu dari pantai sehingga pantai eksisting masih berfungsi, tapi perlu direvitalisasi, ” katanya.

Untuk sementara itu, kajian awal Proyek Tanggul Laut Raksasa (Giant Sea Wall) yang nantinya akan terintegrasi dengan reklamasi 17 pulau membutuhkan dana investasi yang sangat besar hingga menelan biaya sekitar 540 Triliun Rupiah.

Pada sebelumnya, pakar Geoteknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Herman Wahyudi dalam sejumlah kesempatan menegaskan reklamasi tidak masalah. Sementara itu berbagai kekhawatiran tentang dampak akan muncul kata Herman, dapat diselesaikan secara teknis.

Ia mencontohkan untuk menanggulangi agar pasir reklamasi tidak tergerus dan mengurangi pencemaran bisa dipasang dengan tanggul dari karung pasir (Sand Bag). Untuk menahan butiran halus yang mengembang dipermukaan air laut agar tidak menyebar dapat dipakai dengan brikade pasir (Silt Barricade).

“Teknik-teknik seperti itu sudah lazim digunakan saat penanganan tumpahan minyak di laut, ” katanya. Herman juga menegaskan pengembangan kawasan teluk Jakarta yang berbentuk pulau-pulau yang terpisah ini, dengan daratan sudah tepat, karena dapat menghindari laut dari proses sedimentasi.

Sementara itu, sejumlah kalangan mendesak pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta segera menyelesaikan revisi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) pengembangan kawasan pantai utara Jakarta melalui reklamasi.

Hal ini diberlakukan guna memberikan kepastian terhadap nasib proyek yang sudah lama tertunda, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, bersama Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), KLHS adalah salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan. (ept/antrnws)

Sumber: Waktuku.com

 

Prev
Next

Leave a facebook comment