Jakarta – Pj. Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono ungkapkan pemikirannya soal penanggulangan sampah Jakarta untuk puluhan tahun ke depan.
Hal ini merupakan buah dari keresahannya terhadap ribuan ton sampah dari Jakarta yang setiap harinya berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
“Kita harus berani melakukan pembangunan tempat pembuangan sampah akhir seperti Bantar Gebang, di wilayah sisi Utara, di laut, bisa menjorok lima kilo dari daratan,” ungkap Heru, Senin (13/05/2024).
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi beban Bantar Gebang yang nyaris overload dan keterbatasan lahan di Jakarta, Jakarta sendiri mengirimkan setidaknya 7.500 ton sampah per hari.
“Tidak mungkin lagi membuang tambahan ke Bantar Gebang atau di wilayah daratan Jakarta,” sambung Heru.
Ide muncul dari terobosan yang dilakukan Singapura dengan membangun Pulau Semakau, Heru Budi Hartono meminta Dinas Lingkungan Hidup Jakarta bersama dengan para pakar, pencinta lingkungan, dan pihak terkait lainnya mengkaji ide tersebut.
Ia menjelaskan, tidak hanya sampah yang dibuang tapi juga lumpur atau sedimen di tiga belas sungai yang setiap hari dikeruk.
“Jadi nanti pembuangan sampah itu termasuk sedimen, menjadi pulau, pulau itu adalah untuk bisa pengolahan Dinas Taman. Untuk Dinas Taman dan juga tentunya untuk pengolahan sampah itu sendiri dan kita bisa menambah RTH,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta, Asep Kuswanto menyetujui bahwa Jakarta harus memiliki fasilitas pengolahan sampah ramah lingkungan yang mampu menampung dan mengolah sampah dalam volume yang lebih besar, untuk memenuhi kebutuhan hingga 50 tahun ke depan.
“Wacana baru yang disampaikan oleh pak Pj. Gubernur karena memang ketersediaan lahan di DKI Jakarta terutama lahan Pemda itu sudah sangat-sangat terbatas sehingga memang tidak ditutup kemungkinan apabila kita mulai memanfaatkan area laut kita,” ucap Asep.
DLH Jakarta juga menyatakan kesiapannya mengkaji ide Heru Budi, hal itu dirasa sejalan dengan upaya mengatasi sampah Jakarta, ditambah dengan keterbatasan lahan sebagai tempat pemrosesan akhir sampah di Jakarta.
“Nantinya berupa pemanfaatan pulau-pulau yang ada di Pulau Seribu, karena memang kita masih punya wilayah perairan, atau pun nanti mungkin di pulau-pulau yang rencananya akan kita reklamasi,” pungkasnya. (*)