Logo Reklamasi Pantura

Teluk Jakarta: Merintih Tertindih Polutan

Teluk Jakarta: Merintih Tertindih Polutan

Anak-anak bermain di Teluk Jakarta yang telah tercemar sampah dan limbah industri. Pencemaran lingkungan yang terjadi di Teluk Jakarta saat ini sudah memasuki masa kritis. Saat ini diprediksi terdapat 14 ribu kubik sampah dari limbah rumah tangga dan limbah industri, yang mencemari teluk seluas 2,8 kilometer persegi itu. Seluruh limbah tersebut mengalir melalui 13 anak sungai yang bermuara di teluk tersebut. Foto: Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis (1/7/2010).

JAKARTA – Ribuan jenis ikan mati terdampar di bibir pantai Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Ikan-ikan itu mati akibat zat kimia pabrik industri yang membuang limbah ke laut. Pencemaran di laut akibat adanya pembuangan limbah industri dari wilayah Jakarta dan Bekasi. Tentu saja pemandangan itu sangat mengerikan dan mengkhawatirkan bagi nelayan, karena sudah tiga bulan para nelayan pesisir Jakarta berkurang hasil tangkapannya.

“Nelayan sendiri tahu kalau ada pencemaran, ya dari banyaknya ikan yang mati. Kalau sudah begitu biasanya kita nggak melaut, kita sibuk mungutin ikan karena baunya busuk menyengat. LSM Wahana Lingkunga Hidup (Walhi) sudah mengecek kadar pencemaran laut di Teluk Jakarta, hasil penelitian air luat sudah tercemar limbah industri,” ujar Zainal, salah satu nelayan di Bekasi.

Berdasarkan pemantauan sepanjang Teluk Jakarta terdapat banyak kawasan industri yang berpotensi melakukan pencemaran. Wilayah-wilayah itu adalah Kawasan Berikat Nusantara Cilincing Jakarta Utara, Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, Pabrik minyak goreng di Taruma Jaya dan beberapa pabrik lain di wilayah utara Kabupaten Bekasi.

“Nelayan di sini sih inginnya Pemerintah Kabupaten Bekasi turun langsung ke lapangan, kalau nggak bisa ngecek pencemaran, ya nelayan di kasih pelatihan keterampilan selain menjadi nelayan. Soalnya kita tidak punya keahlian lain selain melaut,” tutur Zainal.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta Utara Iswardi, menuturkan buruknya pelaku industri dalam membuat Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Penataan Lingkungan (RPL) ikut menambah pencemaran di Teluk Jakarta. Pencemaran tidak akan terjadi kalau pelaku industri membuat RKL serta RPL dengan baik. Teluk Jakarta semakin parah setelah menanggung beban sampah yang besar setiap hari.

“Dari 13 muara sungai yang berhulu di Teluk Jakarta, setiap hari menumpuk 161 ton sampah yang memenuhi area seluas 514 km2.

Sumber: Pemudamaritim.com

Prev
Next

Leave a facebook comment