Logo Reklamasi Pantura

REKLAMASI JEPANG: KANSAI INTERNATIONAL, BANDARA DITENGAH LAUT

REKLAMASI JEPANG: KANSAI INTERNATIONAL, BANDARA DITENGAH LAUT

orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia.

Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.

Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang danParlemen Jepang.

Sehubungan dengan proyek reklamasi yang banyak dilakukan di berbagai negara, Jepang juga menjadi salah satu negara yang melakukan proyek reklamasi. Proyek reklamasi yang dilakukan oleh Jepang adalah membuat sebuah pulau buatan yang difungsikan sebagai bandara internasional, yang kemudian diberi nama Kansai Internasional Airport (KIA), Osaka, Jepang.

Kawasan reklamasi ini sebagian besar sudah selesai dikerjakan, antara lain telah dimanfaatkan sebagai perluasan pelabuhan laut, dan perluasan bandara internasional Kansai. Dukungan prasarana, seperti jaringan jalan raya telah dibangun dengan sangat baik menghubungkan antara Kansai ke Kyoto dan kota-kota di sekitarnya.

Kawasan Kansai yang memiliki luas kira-kira 10 kilometer persegi (panjang 4 km dan lebar 2,5 km), sebenarnya memiliki potensi kegempaan dan serangan badai (thypoons). Namun para ahli berusaha meminimalkan dampak dengan melakukan rekayasa teknologi

Kansai International Airport

Kansai International Airport (KIA) merupakan bandara internasional yang dibangun di atas lahan reklamasi di Teluk Osaka, Jepang. Kansai International Airport dilengkapi dengan terminal penumpang berlantai empat dengan panjang bangunan 1,7 kilometer. Bandara ini merupakan hasil rancangan arsitek Italia kenamaan, Renzo Pianzo, yang bekerjasama dengan Noriaki Abe.

Kansai International Airport merupakan bandara pertama di Jepang yang dibangun di tengah laut dalam bentuk seperti pulau buatan. Bandara ini pertama kali dibuka untuk umum pada 4 September 1994. Sejarah pembangunan bandara ini bermula pada awal tahun 1960 ketika Bandara Narita di Tokyo tidak mampu lagi untuk menampung jumlah penumpang yang akan diberangkatkan. Pengembang kemudian menyusun sebuah rencana pembangunan bandara baru yang akan dibangun dekat dengan kota Kobe dan kota Osaka. Rencananya bandara baru tersebut akan diberi nama Osaka International Airport.

Pembangunan bandara ini urung dilaksanakan karena banyaknya protes yang berkaitan dengan polusi udara yang akan ditimbulkan bila pembangunan bandara ini jadi dilaksanakan. Untuk mengatasi permasalahan ini, pengembang pun mengusulkan agar bandara baru yang nanti akan dibangun tidak berada di tengah pemukiman penduduk, tetapi dipindahkan ke daerah yang dampak kerusakan lingkungannya relatif kecil jika pembangunan bandara ini jadi dilaksanakan. Pembangunan bandara pun tetap dilaksanakan dengan tempat pembangunan dilaksanakan di Osaka Bay yang relatif jauh dari pemukiman penduduk.

Pulau buatan yang dibuat untuk pembangunan bandara memiliki panjang 4 km (2,5 mil) dan lebar (1,6 mil). Pembangunan bandara ini direncanakan sangat hati-hati karena memikirkan juga terhadap efek gempa dan badai yang mungkin saja dapat terjadi jika pembangunan bandara telah selesai. Konstruksi bandara ini dimulai pada tahun 1987 dengan fokus pertama adalah pembangunan pondasi bagi pulau buatan ini. Konstruksi pembangunan pondasi ini memerlukan perencanaan yang sangat matang utamanya untuk menentukan jenis pondasi yang akan dipergunakan dan juga bahaya ombak yang mungkin saja dapat masuk ke dalam area bandara.

Untuk pembuatan pondasi atau dinding laut ini diperlukan 48.000 balok beton berbentuk tetrahedral dan juga material-material yang lainnya seperti tanah yang dibutuhkan mencapai 21.000.000 m3. Waktu pembuatan pondasi atau dinding laut ini selama 2 tahun dan selesai pada tahun 1989. 10.000 pekerja dan 80 kapal diperlukan untuk menyelesaikan 30 meter (98 ft) lapisan pertama yang berada di atas pondasi atau dinding laut ini. Pada tahun 1990, jembatan yang menghubungkan antara bandara di tengah laut dengan daratan telah rampung sepanjang 3 kilometer.

Permasalahan utama yang dihadapi saat konstruksi adalah kemungkinan turunnya pondasi atau lapisan yang berada di atas pondasi. Kemungkinan ini telah diprediksikan sebelumnya mengingat kondisi bandara yang dibangun di tengah laut. Pada tahun 1991, pembangunan terminal bandara mulai dilaksanakan dan dilanjutkan dengan pembangunan runway, jembatan, dan juga fasilitas-fasilitas lainnya.

Runway kedua dibangun pada 2 Agustus 2007 untuk menambah fasilitas runway karena volume penerbangan semakin meningkat. Pada tanggal 19 April 2001, Bandara Kansai mendapatkan penghargaan “Civil Engineering Monument of the Millennium” yang diberikan oleh American Society of Civil Engineers. Biaya yang dibutuhkan untuk untuk pembangunan bandara ini mencapai $ 20 billion yang mencakup biaya reklamasi lahan, pembangunan 2 runway, pembangunan terminal bandara, pembangunan jembatan penghubung, dan pembangunan fasilitas-fasilitas lainnya.

Bandara Kansai melayani penerbangan internasional dari seluruh dunia. Sebagai salah satu bandara internasional yang ada di Jepang, pihak pengelola bandara Kansai yaitu Kansai Internationa Airport Co., Ltd, melakukan berbagai macam usaha untuk memberikan kenyamanan bagi para penumpang. Keamanan di dalam dan di luar area bandara Kansai juga dilakukan dengan ketat.

Transportasi yang dapat dipergunakan untuk menuju ke bandara dapat menggunakan jembatan penghubung yang telah disediakan. Jembatan penghubung ini dapat membawa penumpang langsung menuju ke areal bandara. Penumpang dapat juga menggunakan kereta, bus, dan juga kapal feri untuk menuju ke bandara. Transportasi diatur sedemikian rupa sehingga penumpang dapat dengan aman dan nyaman menuju ke bandara tanpa khawatir mengalami gangguan selama perjalanan menuju ke bandara.

Sampai saat ini, bandara ini tercatat sebagai terminal penumpang terpanjang di dunia. Terminal penumpang dibangun sebagai bagian untuk menegaskan dari sudut pandang publik. Hal ini merupakan kerjasama yang baik antara Jepang dengan pihak asing. Kansai International Airport memadukan konsep lingkungan dan proses desain yang progresif, membawa kepada suatu kerjasama internasional.

Ditampilkan dalam gaya arsitektur abad ke-21, arsitektur bangunan ini merupakan perpaduan antara artistika dan fungsional dengan tampilan atap yang membumbung serta atrium yang tampak megah, memanjang memisahkan antara lantai untuk kepentingan domestik dan penerbangan internasional.

Untuk terminal kedatangan internasional yang menuju ke bagian imigrasi dan pengklaiman bagasi, dilakukan di tingkat pertama. Sedangkan, terminal keberangkatan internasional dan pengambilan tiket dilakukan di lantai empat. Sementara itu, penumpang dapat menaiki pesawat dari lantai tiga. Dikatakan bahwa bandara yang dibuka sejak 4 September 1994 ini, merupakan sebuah monumen di abad millennium ini.

Setiap tahunnya, penumpang yang singgah di bandara ini bertambah 2,5 juta orang. Terletak sekitar tiga mil dari tepi laut, Kansai International Airport tampak modern namun bersahabat. Bandara ini juga merupakan satu-satunya bandara di dunia yang berlokasi di lepas pantai dan beroperasi selama 24 jam penuh. Kansai International Airport Dibangun dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan setempat. Bandara ini melayani 24 kota di Jepang dan 69 keberangkatan setiap harinya, juga melayani 71 kota yang ada pada 30 negara dengan 600 keberangkatan.

Untuk pekerjaan konstruksinya, proyek ini membutuhkan waktu sekitar tujuh tahun dan separuh waktu yang dibutuhkan, digunakan untuk pekerjaan reklamasi. Pada awalnya, hanya ada satu landasan pada bandara tersebut, akan tetapi fungsi bandara sebagai pintu gerbang Jepang, diperlukan rencana besar dimana pada akhirnya dikembangkan pula tiga landasan. Hal itu menjadikan Kansai International Airport menjadi pelabuhan internasional yang mebanggakan bagi Jepang.

Perluasan Bandara

Pada akhirnya, Kansai International Airport mendapat posisi penting sebagai lalu lintas udara internasional. Perlu adanya pengembangan pada bandara untuk terus mempertahankannya lebih lanjut serta meningkatkan arti penting keberadaan bandara ini. Dengan diadakannya pengembangan ini, diharapkan akan menambah aktivitas ekonomi dan soisal serta berperan positif dalam memperbaiki ekonomi Osaka dan daerah Kansai ke arah yang lebih baik lagi.

Pemerintah Jepang telah memperkirakan total nilai ekonomi yang dihasilkan pada pengembangan fase kedua proyek tersebut sekitar USD$94,6 miliar dengan menciptakan lebih banyak lagi perkerjaan baru diseluruh negara. Dengan Kondisi satu landasan sepanjang 3500 meter, bandara mampu melakukan 160.000 keberangkatan dan kedatangan dalam satu tahun. Dengan tambahan landasan kedua, jumlah ini diharapkan naik sampai sampai 230.000 keberangkatan dan kedatangan menjelang tahun 2011.

Perbaikan pekerjaan pondasi telah dimulai sejak tahun 1999 dan landasan pesawat sudah dapat dioperasikan pada bulan Oktober 2007. Telah dikembangkan pula lahan reklamasi seluas 542 ha. dari luas lahan bandara yang ada sebelumnya. Lahan baru tersebut akan dikerjakan untuk landasan baru sepanjang 4000 meter, kompleks kargo dan fasilitas manajemen.

Untuk pekerjaan reklamasi kali ini, diperlukan sekitar 270 juta m3 tanah, batu dan pasir. Pada tahap pekerjaan konstruksi jauh lebih sulit dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya, dimana harus mengerjakan pembangunan dikedalaman air yang lebih dalam. Di bawah lapisan dasar laut yang memiliki tanah liat setebal 20 meter, pertama-tama airnya harus disingkirkan untuk memperkuat kondisi tanah liat tersebut. Dinding-dinding yang berhubungan langsung dengan laut, dibuat untuk melindungi pulau dari arus ombak samudera.

Metode yang digunakan untuk memperbaiki kondisi dasar laut adalah dengan sand drain method. Sebelum pekerjaan reklamasi, sejumlah gundukan pasir dituangkan ke dalam tanah liat yang berada di dasar laut. Berat tanah yang dipakai karena reklamasi membuat air di tanah liat di bawah bergerak keluar sepanjang gundukan-gundukan pasir. Dengan demikian, tanah liat tersebut menjadi kuat.  Untuk mengukur secara persis subsidence pada pondasi digunakan menara pengukur berskala besar setinggi 33.5 meter dari pondasi. Menara akan dipakai sebagai dasar untuk mengukur perubahan deformasi dasar laut. Delapan tongkang besar pasir untuk pelaksanaan pekerjaan pada laut dalam digunakan untuk memperbaiki dasar laut tersebut. Seluruh perbaikan dasar laut diselesaikan setelah tongkang pasir terakhir disiapkan pada area pekerjaan.

Pada Pengembangan tahap kedua, Kansai International Airport akan mengalokasikan dana sekitar USD 13 juta. Kansai International Airport memang bukan bandara pertama di Jepang yang beoperasional 24 jam. Namun tidak demikian halnya dengan keberadaannya sebagai bandara yang berada di atas sebuah pulau buatan. Hal ini merupakan fasilitas yang istimewa walaupun mahal. Sebagai bukti kepedulian pemerintah Jepang akan solusi sebagai akibat dari semakin terbatasnya tanah yang ada di negeri matahari terbit ini. Sekaligus sebagai upaya untuk mengurangi polusi suara pada daerah-daerah hunian bagi masyarakat Jepang.

Secara alami, jembatan adalah pilihan logis untuk akses menuju bandara. Akses tersebut dirasakan lebih cepat dan mudah. Sebab, jembatan penghubung tersebut tidak hanya berfungsi sebagai jalan raya, tetapi dilengkapi pula dengan dua jalur rel kereta api yang letaknya lebih rendak daripada dak jembatan tersebut.

Prev
Next

Leave a facebook comment