Logo Reklamasi Pantura

Reklamasi Bisa Urai Kepadatan di Jakarta

Reklamasi Bisa Urai Kepadatan di Jakarta

Jakarta – Kepadatan menjadi masalah utama di Jakarta yang berdampak pada timbulnya berbagai masalah dari mulai kemacetan karena sulit menambah volume jalan akibat terbatasnya ketersediaan lahan.

Masalah lainnya adalah polusi, banjir hingga kumuh akibat minimnya ketersedian ruang terbuka hijau untuk resapan air.

“Mau menambah menjadi 14% saja sulit karena tidak ada ruangnya,” kata Firdaus Ali, Staf Ahli Menteri PUPR.

Sebenarnya, lanjut dia, reklamasi bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah kepadatan Jakarta. Banyak kota lain di dunia seperti Osaka dan Tokyo (Jepang), Shanghai (China), serta Singapura yang berada di pinggir laut juga melakukan reklamasi.

Sebagai perbandingan, negara Singapura yang luasnya hampir sama dengan Jakarta hanya memiliki penduduk 4,9 juta, sehingga ruang terbuka hijaunya mencapai 48%. Sementara Jakarta dengan penduduk 13 juta Jiwa hanya memiliki ruang terbuka hijau 9,8%.

Firdaus mengatakan, reklamasi merupakan solusi yang paling konkret untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Teluk Jakarta.

“Masalah lingkungan itu ada solusinya di manapun masalah lingkungan ini ada,” tegas Firdaus.

Pakar Geoteknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Profesor Herman Wahyudi, juga pernah mengungkapkan hal yang senada. Menurutnya reklamasi termasuk di Teluk Jakarta merupakan proyek biasa yang tidak perlu ditakutkan. Berbagai kendala teknis yang dihadapi juga dapat diselesaikan sesuai dasar keilmuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

“Secara teknis reklamasi aman dan tidak ada persoalan,” ujar Herman.

Dia mencontohkan, untuk mengantisipasi kekeruhan perairan sementara saat proses pengurukan, pelaksana proyek dapat memasang penghalang lumpur (silt barricade). Selain itu, reklamasi yang dibangun dalam bentuk pulau-pulau yang terpisah dengan daratan juga sudah tepat.

Hal ini dapat menghindarkan daratan dari banjir akibat luapan air laut. Layout posisi lahan reklamasi dibuat terpisah terhadap daratan utama dengan jarak lebih dari 100 meter. Adapun penanggulangan banjir yang disebabkan sungai antara lain dapat dilakukan dengan pembuatan tanggul, normalisasi sungai, serta pembuatan waduk pengendali banjir.

“Jadi secara teknis semua ada solusinya,” tegasnya.

Prev
Next

Leave a facebook comment