JAKARTA – Teluk Jakarta merupakan wilayah perairan dangkal di utara Provinsi DKI Jakarta. Pada teluk ini bermuara 13 sungai yang membelah Kota Jakarta.
Namun sayangnya akibat pencemaran di sungai oleh limbah domestik rumah tangga dan industri berakibat menurunnya kualitas air laut di Teluk Jakarta.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan terjadinya ledakan plankton atau lebih parah meyebabkan terjadinya Red Tide yang diikuti penurunan oksigen secara tiba-tiba.
Pantai Ancol jadi salah satu tempat yang terkena dampaknya. Sebagai wilayah pesisir, lokasi ini adalah habitat alami dari beberapa jenis biota laut seperti kerang hijau, kepiting batu, ketang-ketang, ubur-ubur, baronang, kerapu, ganggang laut dan berbagai jenis lainnya.
Keberadaan biota ini kurang optimal dikarenakan kualitas air laut yang kurang baik.
Apabila terus didiamkan, keadaan tersebut akan semakin memburuk dan mengancam kelestarian wilayah pesisir khususnya pariwisata pantai satu-satunya di Jakarta.
Walaupun tidak mudah, upaya pelestarian atau pengembalian kualitas air laut sudah seharusnya dilakukan demi keberlangsungan ekosistem pesisir yang lebih baik.
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, sebagai pengelola destinasi wisata Ancol Taman Impian pun tidak tinggal diam.
Melalui Tim Konservasinya, Ancol menjalankan sebuah program jangka panjang bernama Ancol Intertidal Conservation, Asian Green Mussel Reef Restoration.
Program ini berupaya mengembalikan kualitas air laut menggunakan biota Green Mussel atau kerang hijau sebagai filter alami.
Mengadaptasi dari beberapa kampanye yang sudah dilakukan pada banyak teluk di belahan dunia, kemampuan kerang hijau memfilter air laut bukanlah isapan jempol belaka.
Menurut penelitian dari The University of Waikato pada 2013, seekor kerang hijau dewasa dapat membersihkan atau memfilter air sebanyak 2 sampai 3 liter perjam.
Hal ini telah dibuktikan melalui percobaan yang dilakukan Tim Konservasi Ancol. Lewat penelitian tersebut, Kerang hijau sebanyak 5 kg terbukti dapat membersihkan 50 liter air laut dalam waktu 1 jam.
Pada tahap awal program, dilakukan penanaman bibit kerang hijau di beberapa titik di wilayah pantai Ancol.
Masing-masing kelompok bibit diberi tanda berupa balon berwarna merah yang disebut Marker Buoy.
Evaluasi dan monitoring rutin dilakukan setiap minggu agar mengetahui titik mana saja yang dapat ditumbuhi kerang hijau secara baik.
Tahap selanjutnya adalah menanam bibit kerang hijau lebih banyak lagi pada lokasi yang terbukti cocok sehingga kerang tumbuh subur.
Jika populasi kerang hijau meningkat maka secara otomatis dapat meningkatkan kapasitas kerang hijau dalam memfilter air laut, sehingga secara perlahan kualitas air laut di sekitarnya dapat membaik atau setidaknya dapat menahan laju penurunan kualitas air laut.
Program ini memang belum akan terlihat hasilnya dalam dua atau tiga tahun ke depan namun membutuhkan waktu hingga 20 sampai 30 tahun.
Walau begitu, upaya kecil ini merupakan langkah nyata kepedulian Ancol terhadap pelestarian keberlangsungan ekosistem pesisir di teluk Jakarta.
Sumber: tribunnews.com